Sungai Walennae di Sulawesi Selatan, sebuah sungai purba yang menjadi jalur sesar aktif (Sesar Walennae), saksi bisu kehidupan manusia purba dengan temuan fosil dan artefak batu (Industri Cabbenge), dan menjadi jalur transportasi serta nama tempat di wilayah seperti Soppeng dan Bone, mencerminkan perkembangan geologi dan budaya sejak jutaan tahun lalu hingga kini.
Asal-usul Nama & Geologi:
- Sungai Purba: Walennae adalah sungai besar di Sulawesi Selatan yang mengalir dari Pegunungan Bonto Tangui-Bohonglangi hingga bermuara di Teluk Bone.
- Sesar Walennae: Nama Walennae juga disematkan pada patahan aktif (sesar) yang membentang di sepanjang sungai ini, sering memicu gempa bumi, seperti yang terjadi baru-baru ini.
- Cekungan Purba: Pada masa lalu (40-30 juta tahun lalu), wilayah Walennae masih tertutup laut, kemudian menjadi cekungan yang membentuk Selat Makassar, lalu perlahan menjadi sungai seperti yang dikenal sekarang.
Jejak Manusia Purba (Paleolitik):
- Temuan Arkeologi: Lembah Walennae (terutama di Cabbenge, Soppeng) kaya akan situs arkeologi dengan temuan fosil fauna vertebrata (seperti gajah purba) dan alat-alat batu (kapak genggam, serpih) dari zaman Paleolitik.
- Industri Cabbenge: Artefak batu di Cabbenge sejajar dengan Industri Pacitan di Jawa, berusia sekitar 35.000 hingga 12.000 tahun lalu, menunjukkan peradaban manusia purba yang berkembang di tepi sungai ini.
- Migrasi: Penelitian ilmiah mencatat migrasi fauna dan manusia di wilayah Walennae sejak jutaan tahun lalu, dengan bukti artefak batu masif yang menunjukkan jejak teknologi Paleolitik.
Perkembangan Wilayah:
- Konektivitas Budaya: Sungai Walennae menghubungkan situs-situs Paleolitik di wilayah Soppeng dan Bone Barat (seperti Bengo, Lamuru, Libureng).
- Nama Tempat: Nama Walennae juga dipakai untuk nama desa atau kelurahan di wilayah yang dilalui sungai ini, seperti di Kecamatan Sabbangparu, Wajo, menunjukkan warisan nama sungai yang mengakar di masyarakat.

0 Komentar