Ideologi di Daerah: Asta Cita Gerindra dan Harapan Rakyat Soppeng



Di tengah dinamika politik lokal yang kerap terjebak pada rutinitas kekuasaan, Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) menawarkan sebuah kerangka ideologis yang patut diuji secara nyata di daerah.

AD/ART, ideologi Pancasila, dan Asta Cita Gerindra tidak semestinya berhenti sebagai dokumen normatif, melainkan harus diterjemahkan menjadi keberpihakan konkret pada realitas masyarakat.

Bagi Kabupaten Soppeng, pengujian itu menemukan ruangnya.
Soppeng adalah wilayah agraris dengan sejarah panjang peradaban sungai, terutama Walennae, yang sejak dahulu menjadi sumber kehidupan, pangan, dan mobilitas sosial. Maka ketika Gerindra berbicara tentang kedaulatan, kemandirian ekonomi, dan keadilan sosial, publik berhak menagih: sejauh mana nilai-nilai itu menyentuh sawah, sungai, dan desa-desa di Soppeng?

Asta Cita Gerindra tentang kemandirian ekonomi nasional menemukan makna lokalnya pada ketahanan pangan. Petani bukan sekadar objek bantuan, melainkan subjek utama pembangunan. Infrastruktur irigasi, perlindungan lahan produktif, hingga tata kelola bantuan pertanian yang transparan adalah ukuran ideologi yang bekerja, bukan slogan kampanye.
Begitu pula dengan Asta Cita pengelolaan sumber daya alam untuk kemakmuran rakyat. Sungai Walennae dan kawasan sekitarnya tidak boleh diperlakukan sebagai ruang administratif semata. Ia adalah urat nadi ekologis dan ekonomi. Ketika terjadi kerusakan, sedimentasi, atau raibnya aset negara yang seharusnya melindungi rakyat dari banjir dan gagal panen, di situlah ideologi diuji secara moral.

Gerindra juga menegaskan pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Dalam konteks Soppeng, ini berarti keberanian mengawasi kekuasaan lokal, memastikan anggaran dan program publik benar-benar sampai kepada rakyat, serta menolak kompromi dengan praktik yang merusak kepercayaan publik. Politik yang kehilangan etika hanya akan menjauh dari rakyatnya sendiri.

Asta Cita tentang persatuan dan keadilan sosial pun memiliki resonansi kuat di Soppeng, wilayah dengan struktur sosial yang bertumpu pada kekerabatan, nilai adat, dan pangadereng. Politik adu domba bukan hanya merusak demokrasi, tetapi juga melukai tatanan sosial yang selama ini menjaga harmoni masyarakat.

Redaksi Walennae.com berpandangan, jika Gerindra ingin benar-benar disebut sebagai partai gerakan, maka Soppeng adalah ruang praktis yang nyata. Di sinilah ideologi diuji oleh lumpur sawah, aliran sungai, dan denyut hidup rakyat kecil.
Asta Cita tidak boleh berhenti sebagai delapan kalimat di atas kertas.
Ia harus menjelma menjadi keberanian berpihak, kejujuran mengawasi, dan kesungguhan melayani.
Di Soppeng, rakyat tidak menunggu janji.
Mereka menunggu kehadiran negara yang bekerja.
Redaksi Walennae.com

0 Komentar